Sabtu, 13 Juni 2009

Sering terjadi beberapakali dahi kita terantuk pada benda karena terlambat menundukkan kepala pada saat melangkah kedepan. Tidak melihat bahwa ada bahaya melintang setinggi kepala karena pada saat itu kita diterpa satu perasaan rendah diri, kurang percaya diri atau perasaan putus asa sehingga pandangan selalu menunduk sepanjang langkah kita. Atau, saat kita mengayunkan kaki berjalan kedepan, kepala kita terus menengadah keatas dengan membusungkan dada, penuh kepongahan sehingga kita tidak melihat bahwa didepan ada lobang menganga, lalu kaki kita terperosok dan jatuh, meninggalkan luka yang sebenarnya tidak kita kehendaki dan tidak perlu terjadi. Karena itu, sebaiknya saat kita berjalan, sikap yang paling moderat dan aman adalah; pandangan diarahkan kedepan. Tidak seperti Robo Cop tentunya! Hanya bola mata kita yang bergerak gerak halus keatas, kebawah, kesamping kanan kiri sepanjang perjalanan yang akan kita lalui.

Gerak langkah kita itu selalu penuh kewaspadaan dan mawas diri berlandaskan pengalaman, baik yang kita alami sendiri maupun yang pernah terjadi pada lain. Hikmahnya tetap kita jadikan pegangan. Melangkah dengan sikap yang benar dan aman tadi serta selalu pandangan kedepan dengan siap dan waspada akan apa yang berada dihadapan kita yang berpotensi bisa membahayakan. Kita akan selalu sanggup mengantisipasinya. Kecelakaan kecil maupun besar, sama sama membuat kita kurang nyaman.

Kondisi zaman yang serba sulit seperti sekarang ini, hampir membuat semua orang di Indonesia terjangkit penyakit stres. Tengoklah rumah sakit jiwa di daerah kita. Kita akan menemukan angka peningkatan orang-orang yang mengalami gangguan jiwa. Sesungguhnya, stres tidak hanya disebabkan oleh peristiwa buruk. Semua perubahan yang berhubungan dengan fisik dan psikis seseorang dapat menyebabkan stres